Riset komprehensif “INTERPHONE” simpulkan pemakaian ponsel tidak munculkan resiko kanker otak.
Sabtu, 22-05-2010
Penggunaan perangkat ponsel di seantero pelosok dunia saat ini sedemikian tinggi berlipat ganda sejak tahun 1980-an, hingga sejumlah pengamat TIK bahkan menyamakan dampak era maraknya penggunaan telepon seluler sejagat pada masa kini sama dahsyatnya dengan meluasnya dampak Revolusi Industri pada permulaan abad ke-19 terhadap tatanan kehidupan sehari-hari manusia di muka bumi.
Namun sejalan dengan semakin massal pemakaian yang setinggi bagaikan roket yang mengangkasa : sky rocketing ternyata mencetuskan kekuatiran dampak penggunaan telepon seluler dapat meningkatkan resiko terkena penyakit tumor dalam jaringan otak manusia yakni; glioma atau meningioma yang disebabkan oleh karena paparan gelombang elektromaknetik sinyal seluler yang intensif terhadap organ dalam kepala bagi kalangan pengguna ponsel.
Sejumlah riset di berbagai negara industri terutama di Eropa menunjukkan sejumlah hasil yang ternyata saling berseberangan sama sekali, antara hasil riset yang menyatakan tidak adanya indikasi kanker dengan sejumlah riset dengan metode “biological and cellular test” yaitu dengan percobaan atas binatang percobaan atau eksperimen yang dengan sengaja diberi dosis paparan radiasi jenis mobile-phone-type radiation yang sebaliknya menunjukkan terdapat adanya peningkatan kasus tumor.
Dan hampir satu dekade silam yl dengan mempertimbangkan urgensinya kejelasan atas persoalan ini sejumlah negara industri maju lalu bekerjasama berhimpun mengadakan riset “The INTERPHONE Study” yang mencakup 13 negara.
Riset “INTERPHONE” dilakukan dengan metode wawancara dan pengamatan atas para penderita tumor kanker otak dari penduduk di 13 negara di atas yakni orang yang terbiasa sehari-hari menggunakan prangkat komunikasi ponsel. Terhimpun sebagai obyek penelitian sejumlah 2,708 penderita glioma dan 2,409 penderita meningioma ; sementara 7,658 orang diteliti sebagai kelompok “matched controls”; yakni orang berkondisi sehat tidak mengalami penyakit tumor yang juga kalangan pengguna ponsel.
Metode dengan pengamatan komprehensif demikian dipandang lebih menjamin validitas hasil riset yang hasil risetnya menunjukkan adanya peningkatan munculnya tumor.
Hasil riset yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah terkini International Journal of Epidemiology menyimpulkan tidak adanya kaitan antara penggunaan telepon seluler dengan indikasi peningkatan munculnya tumor otak. Bagi kebanyakan kalangan ilmuwan hasil riset ini sepertinya konsisten sejalan dengan gambaran umum betapa dalam periode yang sama dengan maraknya penyebaran penggunaan ponsel dunia tidak mengalami peningkatan angka statistik yang signifikan untuk gangguan penyakit tumor otak.
Anthony Swerdlow dari the Institute of Cancer Research in London selaku salah satu ilmuwan Peneliti pakar epidemiologi dalam riset di negara Inggris meyakini benar ; “Overall, no increase in risk of glioma or meningioma was observed with use of mobile phones”.
Patricia McKinney, ahli epidemiologist dari Universitas Leeds, seraya meyakini opini yang sama juga mengimbuhkan riset “INTERPHONE” bagaimana pun masih memiliki kekurangan, yaitu obyek penelitian terbatas pada responden usia dewasa dan sama sekali tidak dapat mengetengahkan penderita gangguan tumor diantara kalangan penderita yang telah mengalami 15 tahun atau lebih berhubung batasan tahun kajian riset yang telah diselesaikan tidaklah sepanjang itu. Oleh karenanya menurut McKinney akan lebih meyakinkan hasilnya serta serba komprehensif apabila dilaksanakan riset lanjutan yang menyertakan pengamatan atas kalangan usia kanak-kanak serta memperpanjang jangka waktu periode pengamatan yang sesuai dengan sifat alami pertumbuhan penyakit kanker yang lazimnya selalu menyita jangka waktu yang panjang hingga belasan tahun atau bahkan lebih.
Sumber: Up-dates situs Nature-dot-com. / Rizal AK.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar